Seorang peneliti
Mesir, Douglas Murray didatangi seorang pria yang berprilaku misterius dan
tampaknya menderita penyakit stadium akhir. Namun, Murray sebagai seorang pria
Inggris tidak bisa menolak rayuan tamunya yang lusuh karena orang Amerika itu
menawarinya sebuah penemuan paling berharga bagi kariernya. Sebuah peti
berisikan mumi dari seorang terkenal di dalam kuil Ammon-Ra, yang diperkirakan
pernah menetap di Thebes pada tahun 1600 SM. Peti itu dirawat sangat baik
dengan bagian luar memperlihatkan cetakan tubuh sang Putri yang dihiasi penuh
dengan gading dan emas. Murray tidak mampu menolak dan akhirnya dia
menandatangi sebuah cek dan langsung memindahkan peti itu kerumahnya di London.
Cek itu rupanya tak pernah diuangkan karena orang Amerika itu meninggal pada malam itu juga.
Putri Ammon-Ra pernah menduduki posisi
tinggi di Negara Lembah Kematian yang berkuasa yang telah mengubah Lembah Nil
menjadi lembah kematin. Di dinding ruang kuburnya tercantum kisah legenda akan
jatuhnya malapetaka dan terror bagi siapa saja berani mengganggu tempat
peristirahatan terakhirnya.
Murray mengabaikan
tahayul itu sehingga 3 hari kemudian saat sedang melakukan ekspedisi menembak
di Lembah Nil, senapan yang dibawanya tiba – tiba meledak secara misterius di
tangannya. Setelah beberapa minggu terkapar pingsan di rumah sakit, lengannya
harus diamputasi di bagian atas siku lengannya.
Ketia dalam perjalanan
pulang menuju Inggris, 2 teman Murray meninggal karena “ penyebab yang tak
diketahui “, 2 bawahan berkebangsaan
Mesir yang telah menangani pengiriman peti mumi itu juga mati dalam waktu
setahun.
Setiba di London Murray
pun menerima kedatangan peti berisi mumi
tsb. Ketika dilihatnya, wajah putri yang terukir di atas peti “ tampak begitu
hidup serta menatapnya dengan pandangan yang bisa mendirikan bulu roma kuduk ”.
Meski dia memutuskan membuangnya seorang teman wanitanya membujuknya untuk
memberikan peti itu kepadanya. Dalam beberapa minggu, ibu wanita itu meninggal,
kekasihnya meninggalkannya, dan dia sendiri terkena “ penyakit mematikan “. Ketika
dia memerintahkan ahli hukumnya menyusun wasiatnya, ia minta agar peti itu
segera di kembalikan ke Murray.
Murray yang kini udah
bangkrut total tidak mau terlibat lagi. Dia kemudian menghibahkan peti tersebut
ke British Museum. Di gedung museum ilmiah yang dingin peti mumi itu berulah. Seorang
pemotret yang ingin mengambil gambar peti itu langsung meninggal. Seorang peneliti
Mesir yang bertanggung jawab atas pameran itu juga di temukan tewas di tempat
tidurnya.
Karena merasa
terganggu dengan berita yang beredar di media massa, pimpinan museum itu pun
kemudian berunding secara rahasia. Akhirnya dicapai kesepakatan untuk
memindahkan peti mumi itu ke museum Newyork, yang setuju menerima hadiah itu
dengan syarat tidak diliput dan dikirimkan dengan sarana yang paling aman. Peti
itu kemudian dikirimkan dengan sebuah kapal baru yang mewah dalam perjalanan perdananya
dari Southhampton menuju ke Newyork bulan itu. Semuanya telah diatur dengan
sebaik mungkin namun peti berisi mumi itu tidak pernah tiba di Newyork, karena
karam di tempat penyimpangan barang di kapal Titanic yang dinyatakan “ tidak
bisa tenggelam” itu beserta ke- 1503 penumpangnya di malam yng naas tanggal 15
april 1912.
0 komentar:
Posting Komentar