Semenjak hari itu dimana aku tlah menyerah dengan perasaanku
dengan semua usahaku yang ku rasa sia - sia untuk mendapatkan suatu
surat keputusan darimu bahwa kau juga mencintaiku, aku tak pernah lagi
melihatmu tersenyum padaku.. hanya padaku ... hampa memang karena aku
baru menyadari bahwa kehilamgam sosokmu begitu memilukan ... semuanya
terasa tak berguna aku tak lagi ceria dengan apa yang ku lakukan, aku
merasa sepi ketika berada di keramaian ... menghilangkan perasaanku
dengan bercanda dengan teman, bekerja, menyibukkan diri dan
mencaripengganti hanya pengalihan sementara. Ceria, tersenyum, tertawa,
terbahak dan akhirnya ku sadari aku tlah menangis pilu dengan segurat
luka yang menganga di dasar jurang kepedihanku ... bukan lagi gembira,
semuanya terasa berlebihan ku rasa ... aku terlallu gampang tersenyum,
tertawa dan menyukai setiap orang ...
Ku putuskan hari itu
ketika matahari dengan semangat 45nya bersinar terik membuat teman -
temanku mengeluarkan ssumpah serapah- aku melihatnyaaku menatap sosok
itu yang berhari - hari membuatku sulit terlelap, sulit terbangun, sulit
bergerak ... dia masih sama seperti dulu, hanya yang tidak sama kami
berada di dunia yang berbeda .... duniaku yang sepi dan kelabu dan
dunianya yang ramai tak pernah sepi walau malam menjemput mengagumi !
ya, hanya itu yang bisa ku lakukan ... mengaguminya dari kejauhan dengan
segala rupa - rupa keindahannya ... tak pernah letih dan tak pernah ku
bohongi diriku sendiri bahwa melihatnya tersenyum adalah kebahagiaan
tersendiri yang bisa ku rasakan dan melihatnya sedih adalah kesesakan
dadaku yang tak terperikan ... jadi apa aku ? apa nama yang bisa ku
sebut untuk diriku ? fans? penggemar? pecinta? secret admirer ? pengagum
? entahlah ... aku hanya ingin melihatnya bahagia tanpa diriku tanpa
rengakan manja dariku ... aku hanya ingin dia melihatku bahagia tanpa
dirinya dengan sosokku yang tlah bermetamorfosis dari kepompong menjadi
kupu - kupu dewasa yang indah .... hingga dia tersenyum dan berucap pada
dirinya sendiri bahawa aku baik baik saja !
Penyair menyerukan syairnya
Penyanyi menyairkan lagunya
Pengajar mendeklamasikan ilmunya
Tapi aku ?
Aku hanya mengatakan " Aku Mencinainya Apa Adanya "